Wednesday, November 14, 2012

Kisah Sayidina Ali Menyusu Lidah Rasulullah

Disaat sayidina Ali bin Abi tholib bayi. Itu suka, kalau ibunya pergi.
Dititipin kepada nabi Muhammad. Misanan kan. Kebetulan nabi Muhammad
senang anak kecil. Nabi Muhammad itu hatinya penuh rahmat. Dan gampang
sama orang lain. Nggak pernah ingkar janji. Nggak pernah bohong. Dan
tidak pernah mengecewakan orang lain.

Jadi mereka suka nitipin bayi-bayi mereka pada Rasulullah SAW. Kalau
pergi. Rumahnya nggak ada yang jagain. Kuncinya kasiin ke nabi
Muhammad. Selalu begitu.

Ini, si ibunya sayidina Ali bin Abi tholib , kalau berpergian. Ali bin
Tholib kecil di titipkan pada nabi Muhammad.

Dia berangkat. . Ali nangis. Bayi masih. Nangis . Rasulullah tinggal
bingung aja. Waktu itu belum jadi nabi. Belum jadi nabi aja kayak gitu
apalagi nanti kalau dah jadi nabi ya.

Wah , gimana nih, nangis nih. Diapain nih. Suru nyusuin perempuan,
siapa suruh nyusuin nih. Ibunya juga nggak pulang-pulang. Bingung
Rasulullah. SAW. Rasulullah kemudian mendekati mulutnya Ali bin Abi
tholib. Dan mengeluarkan lidah beliau . dimasukkin ke mulutnya
sayidina Ali.

Di hisap sama sayidina Ali. Sampai ketiduran.

Ngisep apaan ya. Luar biasa nih.
.
Kata ibunya, wah ajaib juga nih. Dititipin ama Muhammad. Diem aja nih.
ng gak rebut, gitu.
Setiap pergi nitip. Setiap pergi nitip lagi. Setiap kali nangis sama
Rasulullah di gituin.

Sampai beberapa hari kemudian , ibunya nggak pergi-pergi. Giliran
anaknya nangis. Disusuin nggak mau. Akhirnya di balikkin.

"memangnya apa yang telah kamu lakukan Muhammad ke Ali. Kenapa dia
sekarang sudah tidak lagi mau minum dari air susuku."

Rupanya sudah merasakan susu yang lain nih.. sampai-sampai nggak suka
lagi sama air susu ibunya.

Subhanallah
Karena itu terkenal sayidina Ali dengan kepandaian ilmunya yang luar
biasa. Salah satunya adalah dari barakah lidahnya Rasulullah SAW.

Asbabun Wurud Najis Bayi

Kerasnya hati IV (kelembutan hati Rasulullah SAW)

Kajian Kitab An-Nashaih Ad-Diniyah Karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
Oleh : Ustadzah Halimah Alaydrus

Seperti nabi besar Muhammad SAW. Nggak pernah tega.

Lebaran lihat anak kecil. Disapain sama Rasulullah

Sampai orang-orang itu, dari ngelihatin nabi Muhammad orangnya penuh
rahmat. Nggak keras hatinya. Sampai suka bawain anak-anak kecil mereka
untuk dipangku sama Rasulullah.

Jadi sambil duduk-dudukan gitu. Mereka bawa bayi mereka di hadapan
Rasulullah . dibawa sama Rasulullah. Sambil ngajar. Crita-crita. Tuh
bayi di pangkuan Rasulullah. Jadi kayak apa pinternya ,ya! Jadi kayak
apa bagusnya, bayi yang ada di pangkuan Rasulullah.

Pernah, suatu ketika, bayi tersebut, lagi di pangkuan Rasulullah.
Tiba-tiba pipis.
Wah… bapaknya dah tinggal rebut..
"aduh.. sini..ya Rasulullah"

Kata Rasulullah " La..LA..la.."
:nggak papa nggak papa.

Sampai selesai kencingnya. Diberikan anak tersebut pada bapaknya.
Sudah bersih. Baru di bilang…kalau bayi belum mencapai usia dua tahun.
Laki-laki. Dan belum minum apapun kecuali susu. Cukup najisnya.
Dipercikkan dengan air saja.

Alaihi sholawatuwassalam.

Kerasnya hati IV (kelembutan hati Rasulullah SAW)

Kajian Kitab An-Nashaih Ad-Diniyah Karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
Oleh : Ustadzah Halimah Alaydrus

Itu, kalau ulama itu. Hati mereka lembut.Hati mereka itu, gampang
terpengaruh, dan nggak tegaan, nggak tegaan. Seorang yang hatinya
lembut itu nggak tegaan melihat sesuatu.

Lihat anak kecil..
Seperti nabi besar Muhammad SAW. Nggak pernah tega.

Lebaran lihat anak kecil. Disapain sama Rasulullah

Sampai orang-orang itu, dari ngelihatin nabi Muhammad orangnya penuh
rahmat. Nggak keras hatinya. Sampai suka bawain anak-anak kecil mereka
untuk dipangku sama Rasulullah.

Jadi sambil duduk-dudukan gitu. Mereka bawa bayi mereka di hadapan
Rasulullah . dibawa sama Rasulullah. Sambil ngajar. Crita-crita. Tuh
bayi di pangkuan Rasulullah. Jadi kayak apa pinternya ,ya! Jadi kayak
apa bagusnya, bayi yang ada di pangkuan Rasulullah.

Pernah, suatu ketika, bayi tersebut, lagi di pangkuan Rasulullah.
Tiba-tiba pipis.
Wah… bapaknya dah tinggal rebut..
"aduh.. sini..ya Rasulullah"

Kata Rasulullah " La..LA..la.."
:nggak papa nggak papa.

Sampai selesai kencingnya. Diberikan anak tersebut pada bapaknya.
Sudah bersih. Baru di bilang…kalau bayi belum mencapai usia dua tahun.
Laki-laki. Dan belum minum apapun kecuali susu. Cukup najisnya.
Dipercikkan dengan air saja.

Alaihi sholawatuwassalam.

Nabi Muhammad sampai pernah kok. Sujud. Dilamain sujudnya. Hanya
karena Husain sedang bermain-main di atas punggung beliau. Alaihi
solatuwassalam.

Nabi Muhammad itu kadang suka mainin mulutnya Hasan atau Husain. Suka
di main-mainin. Di deketin . di main-mainin pakai lidahnya Rasulullah
SAW.

Dan kalau ibu-ibu mau tahu. Salah satu penyebab. Kenapa Sayidina Ali
bin Abi tholib. Menjadi kalamnya yang luar biasa indah. Menjadi orang
yang ilmunya luar biasa hebat.

Sampai ada hadits yang mengatakan.

"ana madinatun ilmi. Wa aliyun babuha"

Dari kepandaian ilmunya sayidina Ali bin Abu Tholib. Itu salah satu
penyebabnya adalah..

Disaat sayidina Ali bin Abi tholib bayi. Itu suka, kalau ibunya pergi.
Dititipin kepada nabi Muhammad. Misanan kan. Kebetulan nabi Muhammad
senang anak kecil. Nabi Muhammad itu hatinya penuh rahmat. Dan gampang
sama orang lain. Nggak pernah ingkar janji. Nggak pernah bohong. Dan
tidak pernah mengecewakan orang lain.

Jadi mereka suka nitipin bayi-bayi mereka pada Rasulullah SAW. Kalau
pergi. Rumahnya nggak ada yang jagain. Kuncinya kasiin ke nabi
Muhammad. Selalu begitu.

Ini, si ibunya sayidina Ali bin Abi tholib , kalau berpergian. Ali bin
Tholib kecil di titipkan pada nabi Muhammad.

Dia berangkat. . Ali nangis. Bayi masih. Nangis . Rasulullah tinggal
bingung aja. Waktu itu belum jadi nabi. Belum jadi nabi aja kayak gitu
apalagi nanti kalau dah jadi nabi ya.

Wah , gimana nih, nangis nih. Diapain nih. Suru nyusuin perempuan,
siapa suruh nyusuin nih. Ibunya juga nggak pulang-pulang. Bingung
Rasulullah. SAW. Rasulullah kemudian mendekati mulutnya Ali bin Abi
tholib. Dan mengeluarkan lidah beliau . dimasukkin ke mulutnya
sayidina Ali.

Di hisap sama sayidina Ali. Sampai ketiduran.

Ngisep apaan ya. Luar biasa nih.
.
Kata ibunya, wah ajaib juga nih. Dititipin ama Muhammad. Diem aja nih.
ng gak rebut, gitu.
Setiap pergi nitip. Setiap pergi nitip lagi. Setiap kali nangis sama
Rasulullah di gituin.

Sampai beberapa hari kemudian , ibunya nggak pergi-pergi. Giliran
anaknya nangis. Disusuin nggak mau. Akhirnya di balikkin.

"memangnya apa yang telah kamu lakukan Muhammad ke Ali. Kenapa dia
sekarang sudah tidak lagi mau minum dari air susuku."

Rupanya sudah merasakan susu yang lain nih.. sampai-sampai nggak suka
lagi sama air susu ibunya.

Subhanallah
Karena itu terkenal sayidina Ali dengan kepandaian ilmunya yang luar
biasa. Salah satunya adalah dari barakah lidahnya Rasulullah SAW.
(bersambung)

Kerasnya hati III (KISAH ULAMA HITAM BERHATI EMAS)

Kajian Kitab An-Nashaih Ad-Diniyah Karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
Oleh : Ustadzah Halimah Alaydrus


Ada seorang ulama kita juga. Saya nggak ingat namanya. Seorang ulama
terkemuka juga. Tapi mukanya item , emang. Wajahnya itu, ehh kulit,
warna kulitnya emang hitam.

Suatu ketika dia pergi. ..
Jaman dulu itukan kalau mandi, pemandian umum. Masih.. orang itu nggak
biasa bikin kamar mandi ditempat sendiri. Di rumah . . Pemandian itu ,
jadi kayak sekat-sekat, gitu ya.

Dia pergi ke situ. Pas dia pergi kesitu. Dia masuk ke dalam. Penjaga
kamar mandinya itu, hormatin dia. Luar biasa.

"silahkan.." dimulia- muliakan.

Habis itu si penjaga ini pergi sebentar.

Pas dia (habib Ahmad ) ke luar. Dia kan pakainnya seperti orang
biasa. Nggak pakaian seperti ulama. Pakai handuk doing. Baru keluar
dari kamar mandi ya. Handuk saja, sama sarung.

Ada orang lihat dia. Nggak paham orang ini siapa. Padahal seorang
ulama terkemuka di jaman itu. Dia panggil..

"hey heyhey !iya bang, benerin nih. Bak yang sebelah sini airnya mulai
habis. Penuhin! Penuhin! " .

"iya " . untung dia nggak lagi buru-buru mau ada ngajar. Dipikir alhamdulillah.
" labaik !" kata beliau

Habis itu kemudian diambilin. Kran airnya di penuhin ama dia. Udah
penuh. Selesai semuanya. Beres. Dia mau ngasih bayaran. Mau ngasih
duit.
Habib Ahmad " makasih, nggak usah"

"tumben bener penjaganya baik , nggak mau di kasih duwit" dia pulang.

Begitu dia (orang tadi) keluar. Pas penjaganya datang. Lihat ulama
tersebut masih lagi ngangkut-ngangkut air.

"tuan, tuan,… kenapa tuan"

"nggak saya lagi ini, lagi penuhin bak-bak kamar mandi"

"kenapa kok berbuat seperti itu"

"Tadi ada yang nyuruh saya"

" ya, Allah. Kurang ajar tuh orang. Mesti kasih pelajaran. Mana dia?"

"jangan salahkan dia, salahkan ibu saya yang memang dari keturunan afrika"

Dikirain dari golongan orang-orang yang inian ya..

Subhanallah!

(bersambung)

Kerasnya hati II (Kisah Habib Ahmad bin Hasan Al Athas)

Kajian Kitab An-Nashaih Ad-Diniyah Karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
Oleh : Ustadzah Halimah Alaydrus


Habib Ahmad bin Hasan Al Athas. Seorang ulama terkemuka. Ahli dzikir.
Ahli ibadah. Ngajar. Ulama nggak ada yang lebih besar pada zaman itu,
selain beliau, di Huraidhoh , tempat beliau tuh.

Kebetulan seseorang yang diberi barakah waktu sama Allah. Sholatnya
jadi kelihatan agak cepat. Dalam pandangan orang awam, kelihatan
sholatnya cepat. Habis selesai sholat, dibilang ama orang badui. Dari
luar kota. Nggak tahu nih siapa yang lagi sholat. Karena memang
pakainnya biasa-biasa saja.

Habis selesai salam. Dibilang sama dia :
"hai, pak ! sholat itu yang benar. Kayak orang buru-buru begitu. "
Habib Ahmad, se Huraidhoh murid dia semua. Ada orang tiba-tiba
memprotes sholat dia. Menasehatinnya pun tidak dengan cara yang baik.

"pak, pak, sholat itu kan menghadapkan diri pada Allah. Sebaiknya
mungkin tidak buru-buru"(dengan lemah lembut). kan enak dengerinnya.

Ini tidak, " hai, lu tahukan! sholat itu menghadap Allah"(dengan nada
tinggi) "nggak boleh buru-buru kayak begitu. !!"

"Oh ya pak, ya. Saya sholatnya buru-buru"

"he eh!!"

"oh,.. yang benar kayak gimana?"

"dengerin nih, saya Tunjukin nih ." wuiihh

Dilihatin sama habib Ahmad. Hatinya tidak mengatakan bahwa

"ya..biar ngeliatin aja deh. Bagaimanapun juga, Diakan nggak tahu
siapa saya" misal.

Nggak begitu !

Hati Habib Ahmad bin Hasan Al Athas benar-benar menerimanya.
"mungkin Allah subhanallah taala hendak menunjukkan sesuatu untukku.
Mungkin Allah mau ngajarin saya sesuatu. "

Allah SWT kalau mau ngajarin kita, gimana caranya, coba! Ibu-ibu,
menurut ibu-ibu kalau Allah mau mengajari kita ini, kira-kira gimana
caranya.

Apakah turun malaikat Jibril. Ngasih wahyu ama kita? nggak akan, ya!
Apakah kemudian datang mimpi-mimpi. Mungkin. Bisa. Tapikan jarang itu!

Yang akan datang adalah.. Belajarlah dari apapun yang engkau temui
diatas muka bumi ini. Anggap setiap ucapan-ucapan orang lain, adalah
pelajaran-pelajaran, yang akan Allah sampaikan kepadamu.

Itu jauh lebih enak kita menerima dalam hati kita. Jadi seperti Habib
Ahmad bin Hasan, langsung melihatya kayak gitu.
"silahkan tunjukin cara sholat yang benar menurutmu, bagaimana"

Orangnya sholat. Sudah selesai. Kelar.
"kayak gitu kalau sholat!'

Habib Ahmad bin hasan Al Athas. " coba kamu lihatin cara saya sholat,
sudah benar apa belum "

Ngulang lagi beliaunya. Di depan orang itu. Habis kelar..
"oya, sudah benar. Pak kalau sholat gitu aja ya. Jangan buru-buru
kayak yang pertama!"

"iya, makasih ya pak ya!"

"iya!"

Wahh.. nggak merasa kalau sudah jadi gurunya Habib Ahmad.

Begitu keluar habib Ahmad. Orang semua nyerbu ,cium tangan , rebutan.
Mau dapetin berkahnya segala macam.

Dia kagetnya disitu. Siapa nih! Dikerumunin orang.

"siapa sih dia?'

"Habib Ahmad bin Hasan"

"innalillahi wa inna ilaihi rohiun. Ana ajarin dia sholat"
La illaha illallah!

(bersambung)