Wednesday, November 7, 2012

Membersihkan hati bagian kedua (hadirnya hati)

Kajian Kitab An-Nashaih Ad-Diniyah Karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
Oleh : Ustadzah Halimah Alaydrus


Dan itu kepinterannya setan. Setan itu nggak terlalu takut sama orang
yang sholat. Takut sama orang yang ngerti. Orang sholat, tapi nggak
terlalu ngerti, gampang banget di godain. Tapi ada orang-orang yang di
luar sholat yang faham betul urusannya seperti apa. Itu dia setan jadi
takut sama mereka.

Pernah salah satu cerita yang di kisahkan Habib Ali Al Habsyi. Ada
seorang ulama lagi tidur di masjid. Sebelahnya ada orang sholat. Setan
mau masuk masjid, nggak jadi. Ditanya sama, ada orang alim, bisa liat
setan.
" setan, kenapa nggak jadi masuk kedalam masjid?'

"ihh ngeri!"

" ohh karena ada orang yang lagi sholat itu?"

"Bukan! Kalau yang lagi sholat itu saya ingetin dikitt, sudah langsung
pikirannya kemana-mana. Saya ngeri sama yang lagi tidur di
sebelahnya."
Salah satu walinya Allah SWT, lagi tidur.
"itu nafas dia, bias bikin terbakar saya"

Sampai kemudian HAbib Ali mengatakan " ada orang yang tidur tapi bisa
ngejagain orang yang lagi sholat."

Gara-gara dia, sampai orang yang lagi sholat, nggak bias di gangguin sama setan.

Subhanallah!
Itu kekasih-kekasih Allah. Mainnya di hati.

Ada salah satu penggembala. Orang jaman dulu kan umurnya
panjang-panjang. Dia menjadi penggembala kambing saja sudah 60
tahunan. Dan sepanjang hari sering doa, segala macam. Tapi doanya
nggak pernah terkabul.

Bertemu sama nabiAllah Musa a.s. jamannya nabi Musa.
"wahai nabi Musa, kau kan bias berkata-kata sama Allah. Bias
berbincang-bincang sama Allah. Tolong dong, tanyain, saya sudah doa
enam puluh tahun. Nggak di ijabah juga sampai sekarang. "

Enam puluh tahun doa, tapi nggak pernah diijabah.

Waktu berbincang sama Allah, nabi Musa lupa. Pesennya nih. Sampai dia
selesai, nabi Musa. Allah kemudian mengingatkannya.
"wahai Musa, apa yang di pesankan hambaKu yang penggembala kambing"

"oh ,ya! Ya Allah! Lupa saya. Ada penggembala kambing nanyain. Katanya
dia udah enam puluh tahun doa, nggak di ijabah-ijabah. Kenapa, ya
Rab?"

Katanya Allah " betul dia berdoa kepadaKu selama enam puluh tahun.
Akan tetapi , andai, ada satu saja dari doanya, yang dia berdoa
sedangkan hatinya kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan doanya."

Dia berdoa enam puluh tahun tapi hatinya ke kambing melulu. Sambil
doa, udah kayak hafalan doanya. Sambil ngliatin aja.
" nih kambing……, kambing yang itu….."
Wahh pikirannya ke kambing melulu.

Andai sekali saja dia berdoa sedang hatinya kepadaKu, kata Allah.
Niscaya akan aku kabulkan permintaannya.


" sesungguhnya Allah tidak akan pernah mengijabah sebuah doa, yang
keluar dari hati orang yang sedang lalai kepadaNya"

Doa tiap tahun tapi nggak ngerti, nggak nyambung sama Allah. Sama saja
kayak kita telpon tapi nggak ada sinyal. Mana bisa nyampai telponnya.

"kita kan sudah pesan begini, begini dari kemarin. Kok nggak
nyampai-nyampai!", misalnya.

Bagaimana pesenannya bisa datang, telpon, nyambung aja kagak. Seperti itu.

Sementara sinyal hati kita adalah hudur sama Allah. Nyambungnya kita
kepada Allah.

Makannya Allah nggak ngeliat, kepada dohir kalian, kepada rupa kalian,
akan tetapi yang Allah lihat ,…bahkan Allah nggak melihat amal dohir
kalian. Akan tetapi yang Allah lihat adalah hati kalian dan niat
kalian.
(bersambung)

No comments:

Post a Comment