Friday, October 26, 2012

Ridlo Terhadap Allah (bagian pertama)

Kajian Kitab An-Nashaih Ad- Diniyah Karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
Oleh : Ustadzah Halimah Alaydrus

Kemarin kita diterangkan tentang kesunahan untuk membaca
"rodiitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin ...."
dan juga untuk mengamalkannya dalam kehidupan kita. Jadi orang yang
rido Allah sebagai tuhannya nabi Muhammad sebagai nabinya dan juga
islam sebagai agamanya. .
Bagaimana pak praktek ridlo kepada Allah tersebut?

Dijelaskan oleh Imammul Haddad "ketahuilah wahai saudara-saudaraku ,
siapa yang ridlo Allah sebagai tuhanmu "

Kita Ridlo Allah sebagai tuhan kita . Maksudnya apa?
Maksudnya bagaimana?

Orang yang ridlo Allah sebagai tuhannya dia akan menjadi orang yang
ridlo dengan aturannya Allah. Dengan aturan-aturan yang Allah SWT
berikan. Bukan aturan halal haram bukan. Dengan rencananya Allah.
Dengan urutan-urutan kehidupan yang telah Allah SWT berikan ke kita.
Hari ini sakit, misalnya, besok sehat. Hidungnya pesek, yang satu
mancung. Yang satu bibirnya lebar, yang satu kecil. Itu semua
takdirnya Allah SWT .

Allah tidak mentakdirkan sesuatu kecuali disana terdapat
hikmah-hikmah besar yang kita tidak mampu untuk menyingkapkannya.
Makannya udah lebih baik itu karena kita ini orang yang nggak bisa
nerima, nggak bisa mencari hikmah –hikmah dibalik segala sesuatu. Yang
penting itu tinggal bagaimana meyakini bahwa apa yang Allah berikan
kepada kita adalah yang terbaik.. Gitu aja.

Tidak cukup pandai kita untuk mencari dan mengetahui hiikmah dibalik
segala kejadian . Maka cukuplah kita mengatakan bahwa apa yang terjadi
ini , apa yang terjadi pada kehidupan kita, semoga itu adalah yang
terbaik untuk dunia akhirat kita.

Manusia ya. Manusia itu sendiri kata Allah "innal insaana lakanud".
manusia itu bersyukur sama Allah itu susah .wa innahu li hubbil khoiri
lasyadid . Manusia itu punya cinta yang besar sama dunianya.

La illaha ilallah.

Makannya mendingan yakin aja deh. Apa yang Allah berikan kepada kita
adalah khoir. Kullu khoir.

Inget ibu-ibu cerita itu ya. Kullu khoir. Inget nggak? Nggak inget?
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Ada seorang raja, dahulu, punya orang yang dia cinta. setiap kali
orang itu selalu bilang "kullu khoir" . semuanya baik. Semuanya khoir
.
Raja seneng banget sama dia padahal dia ini bukan siapa-siapa. Bukan
mentri. Bukan perdana mentri. Bukan orang pinter.

Suatu ketika, raja ini hobbinya berburu. Maka pergi berburulah mereka
berdua. Temennya ini, yang lagi diajak berburu sama raja ini, yang
selalu bilang kullu khoir ini berburunya masih belajaran.

Mencar kan. Rajanya mencar dia juga mencar. Dia melihat sesuatu yang
bergerak , asal panah saja, ternyata tangannya raja. Jadi tidak
nangkepin binatang tapi tangannya raja putus. Salah satu jarinya putus
. Keluar darahnya rajanya ngamuk-ngamuk . kenapa, kenapa, katanya
gitu. Ternyata tangannya raja berdarah-darah , dia bilang kullu khoir.
Kullu khoir apaan. Ini darah, sakit gini dibilang kullu khoir. Kesal
si raja ini . Dibawa pulang temennya ini, dimasukkan ke penjara.

Beberapa bulan kemudian si raja ini pergi berburu lagi. Sudah sehat
tangannya, pergi berburu lagi, kejauhan ternyata. Sampai keluar dari
negaranya. Sampai masuk ke daerah-daerah hutan. Yang disana terdapat
orang-orang kanibal. Kanibal itukan tukang makan orang itu ya.

Rajanya termasuk jadi tawanan mereka. Ketangkep. Masukin ke penjara.
Dikasi makan biar gemuk. Untuk dijadiin opor, bikin kambing guling,
bikin daging guling ya. Satu-persatu tawanan tersebut di sembelih.
Sampai giliran sang raja ini . Orang mana perduli mau di raja kek mau
apa. Yang penting bisa di sembelih buat makan mereka.

Disaat akan disembelih keliatan tangannya satu putus. Tangannya yang
satu ada yang cacat. dalam inian mereka itu, Orang kanibal itu kalau
makan sesuatu yang cacat bikin apes. Bisa bikin sial. Nggak mau
mereka. Paling anti makan sesuatu yang ada cacatnya. Akhirnya nggak
jadi. Dilaporin dulu ke raja

" tuan, hari ini kita akan makan makanan yang lezat nih opor.tapi
tangannya ada yang putus"
"oh jangan-jangan deh . Yang lain aja deh."
" Yang udah gimana tuh. "
" Yang tidak bermanfaat bebasin aja deh. "
Dibebasin. Dia sudah siap-siap mau dijadikan opor.
" Emang bener kata temen saya tuh. Kullu khoir."

Sesampainya di istana hal pertama yang pertama kali dia kerjakan
bebasin temennya itu.

"Emang bener kata kamu. Kalau nggak karena jariku yang kamu putus udah
nggak tahu lagi nasib saya Nih . kamu memang temen yang luar biasa
.maafin saya tlah menjarain kamu begini lama."
Kata temennya , "ahh nggak juga raja. (bersambung)

No comments:

Post a Comment