Tuesday, October 30, 2012

Ridlo Terhadap Allah, Rizky (bagian keenam)

Kajian Kitab An-Nashaih Ad-Diniyah Karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad
Oleh : Ustadzah Halimah Alaydrus

"kalau kamu betul-betul menjadi orang yang ridlo, kepada Allah SWT.
Kamu harus terima dengan jatah yang Allah bagikan sebagai rizkimu"

Nggak ada rizki kita yang dimakan orang. Kalau ada orangmakan rizqi
kita, berarti emang bukan rizqi kita tapi rizqi dia. Dan nggak akan
ada orang keliru . tidak ada suatu biji kecuali sudah ditulis akan
bakal jadi rizkinya siapa tidak akan pindah ke mulutnya siapaun juga
.

Kita nggak tahu kok. Rizki kita ini yang pokok-pokok. Buat makan
nanti Malam. makan besok segala macam . Ibu-ibu tahu nggak darimana?
Belum tentu ya.

Yang di dapur kita belum tentu jadi rejeki kita. Siapa tahu tar
kemudian pergi ke kondangan. Makan disitu, ya kan? siapa tahu kemudian
ada tetangga ngirimin kita makanan, jadi jatah rizqi kita. Makan di
rumah kita juga seperti itu. Siapa tahu Jadi jatahnya pengemis di
luar rumah keliatan kita, kasihan, mungkin belum sarapan. Mungkin
jatah rizqi yang dirumah kita jadi rizqinya tetangga, si fulan, si
fulan , si fulan.
Wallahu "alam!

Urusan rizqi itu murni urusan dari Allah swt. Dan tidak bergantung
dengan banyaknya uang yang kita miliki. Liat aja. Urusan rizki yang
wajib Allah berikan kepada hamba-hamba ini, itu adalah masalah
makanan. Itu adalah rizki yang Allah wajib memberikannya pada
hamba-hambaNya. Ndak ada kait sama uang yang dimiliki seseorang.

Woo orang kaya banyak, kena diabet, nggak boleh makan apa-apaan. Iya?
Uangnya banyak, bisa beli segala macem makanan nih. Tapi ice cream
nggak boleh, coklat nggak boleh, duren apalagi .wah enak-enak semuanya
nggak boleh. Duhh...!
Ya Allah !

Rujak boleh nggak ?
Nggak boleh semuanya.

Sementara ada orang lain. Dia dapet duit sepuluh ribu, empat ribu,
keliatan ada orang jual ice cream itu ya. Es lilin. Yang Ada coklatnya
di luarnya. Oohh beli dia. Nikmat makan dibawah pohon. Nggak pakai
diukur, ada yang kalau makan nasi, nasinya harus diukur. Ditimbang.
Ini kadar kolesterolnya sekian. Kadar ininya sekian. Kadar ininya
sekian.
Aturan dari Allah SWT biar jatah rizki manusia diatas muka bumi ini
sama. Yang kaya yang miskin semua sama.

Bahkan subhanallah nya. subhanallah nya !
Protein yang ada di kedelai, yang kemudian dibikin jadi tahu, dibikin
jadi tempe sama persis dengan jumlah protein yang ada di daging.

Biar kenapa? Biar orang yang nggak sanggup beli daging juga nggak
kekurangan protein.

Aturan dari Allah. Allah bikin kehidupan manusia itu adalah yang
paling sempurna. Udah yang paling tahu Dia bagaimana harus memberikan
rizki kepada hamba-hambanya.
Tinggal kita " roditubillahirobbah"

Kita tafkli aja sama rizqi yang .

karena masalahnya, seperti yang terjadi di jamannya sayidina Hasan Al
Basri. Ada orang tukang nyuri kain kafan. Dosa itu kan. Nyuri kain
kafan kan dosa. Tiap hari kerjaannya begitu dia denger ada orang yang
meninggal dunia . malemnya langsung di datangi itu kuburan. Digali
kuburannya, di ambil kain kafannya, dijual.

Sampai dia itu sudah menggali 300 kuburan. Yang udah di curi, 300 kuburan.

Udah selesai dia nyuri 300 kuburan, tobat dia sama Allah. Tobat
betul-betul , mohon ampun sama Allah. Datang ke Hasan Al Basri.
"Tuan, yang namanya hidayah itu emang Allah yang punya , lho!Saya
sebenarnya kalau mikir-mikir dari dulu juga udah takut."

"kenapa emangnya?"

"tahu nggak tuan saya sudah nyuri 300 kain kafan, yang saya curi itu
kafannya orang islam, saya gali 300 kuburan dari kuburannya orang
islam. Yang saya dapetin menghadap ke arah kiblat cuman 3 doang"

Ya Allah! Dari 300 orang muslim, meninggal diantara orang islam,
dikuburkan dikuburannya orang islam, disolatin dengan cara solatnya
orang islam, yang diadepin ke arah kiblat cuman 3 saja dari mereka.
Artinya, yang 297 dianggap Allah bukan mukmin di hadapanNya.

Sayidina Hasan Al Basri pengen tahu penyebabnya apa? Penyebabnya apa?
Mohon pada Allah SWT. Sampai kemudian Allah memberitahunya.

Katanya sayidina Hasan Al Basri, "ketakutan mereka akan jatah rizki mereka"

ketakutan mereka sama urusan makan siang, makan malem mereka, itulah
yang ternyata memalingkan mereka dari arah kiblat. Nggak punya
kepercayaan. Ya!

Urusan mau pengsiun 5 tahun lagi di pikirin dari sekarang.
"entar siapa dong yang ngasih kita makan nih. Bapak Kita mau pengsiun
5 tahun lagi"

Ya Allah, umur aja belum tentu sampai 5 tahun yang akan datang. Ya kan
ibu-ibu ya?
Ngeri sama urusan masalah rizqi.
ya ...
kalau bapak nggak kerja tar gimana dong, gimana dapet duit,
bukan! Bukan berarti orang nggak boleh bekerja, justru bekerja.

"sesungguhnya yang paling bagus dimakan seseorang adalah yang dari
hasil keringatnya sendiri"

Nabi Allah Daud bersama dengan kerjaannya yang hebat, menjadi tukang
besi kok. Bikin besi, apa namanya, bikin pedang, bikin pisau segala
macam. Kerja beliau.
Karena memang yang paling di cinta ama Allah dari yang kita makan itu
adalah hasil dari keringat kita sendiri.

Cuman masalahnya, jangan sampai. Kita itu bergantung masalah rizki
kita sama pekerjaan kita atau sama harta kita. Akan tetapi
bergantungnya tetep sama Allah swt.

Itu SEBAB, dan Allah swt menjadikan bisa SEBAB itu atau SEBAB-SEBAB
yang lainnya. bisa SEBAB tersebut atau bisa SEBAB-SEBAB yang lainnya
juga.

Dan kadang-kadang malah justru orang-orang yang punya harta yang
melimpah ruah itulah yang kadang-kadang suka ngeri sama kebangkrutan.
( bersambung)

No comments:

Post a Comment